Januari 23, 2014

Semua diawali dari sini !!! (BAB II)

Lama banget ne cerita belum dilanjut, sampe jamuran kali ya bab satu nya.
Mari menyambung yang dulu pernah terputus.

Diakhir cerita yang lalu, aku terdampar di kostan yang gak layak huni. Itu berlangsung gak lama sih, cuma satu bulan kalo gak salah. Akhirnya aku pindah, karena diajak temen kampus buat ngontrak rumah bareng mereka. Ya pasti aku setuju, seketika kita langsung pindahan. Kontrakannya di daerah concat, sewanya empat juta dua tahun. Murah banget tuh. Kamer dua, kamer mandi satu. Tapi sayangnya, kita gak punya tetangga. Sebelah kiri  dan belakang tu bisa dibilang kaya hutan, depan rumah tu lahan pertanian tapi pohonnya masya allah tinggi. Jadi ya kaya hutan juga. Untungnya sebelah kanan rumah itu masjid, jadi agak aman lah gitu ya.
Kami bertiga, aku sekamar berdua. Di tahun awal kuliah ne lumayan cape, soalnya segalanya jalan kaki. Maklum blm punya kendaraan sendiri. Yah kalo lagi kepepet ya pinjem kendaraan temen. Azas manfaat penting dalam dunia rantau. Hahahaha.... (Jangan ditiru)
Sehari-hari rasanya ngebosenin, pacar jauh (LDR) trus diselingkuhin pula. Gak banget deh, pengen maen ya bingung gada kendaraan. Hp bodol, laptop ga punya. Cuma nonton tv andelannya. Hahahha....
Suram banget lah kalo inget masa itu. Tapi masa-masa itu adalah masa yang akan selalu terkenang. Beratnya membangun konsep kemandirian, karena semuanya kita kerjakan sendiri. Hingga terasa diasingkan didalam kampus. Yah semuanya udah pernah aku rasain. PAIT banget lah. Tapi alhamdulillahnya sekarang aku bisa terima hasil dari kepahitan masa itu. Banyak pelajaran yang bisa aku ambil, pengalaman yang belum tentu orang lain rasakan, dan banyak hal lainnya yang buat aku jadi lebih baik dari sebelumnya.
Beranjak di tahun kedua mulai suram banget, Baru jalan enam bulan, kami diusir dari kontrakan. Karena ternyata itu kontrakan adalah rumah sengketa keluarga. Nasib oh nasib. Dapet penggantian uang sewa sih, tapi cuma empat ratus ribu. Masalahnya duit segitu gak bakal cukup buat sewa kost selama enam bulan.
Disinilah aku bilang, Tuhan menolong hambanya adalah disaat hambanya butuh, bukan ingin.
Jreng jreng ....
Superhero datang ....
Namanya Falah, kenal dari temennya temen yang kebetulan dulu pernah kongkow bareng. Waktu itu belum deket. Cuma sekedar kenal aja.
Disinilah Tuhan ikut andil dalam menyelesaikan masalah, karena ternyata Falah lagi butuh temen buat ngisi kontrakannya yang sekarang noabene dia tinggalin sendiri. Dan pas banget tu kontrakan habisnya lebih dari enam bulan. Cerita punya cerita akhirnya Falah ngajakin ngontrak bareng, wuih... gayung bersambut. Seketika aku bilang OK.
Cus angkut barang ke tempat tinggal baru. Tempatnya di Jakal km.6,5. Rumah sepetak, diujung jalan dengan suasana komplek. Lumayan, setidaknya jauh lebih baik.
Dan disinilah awal dari inti petualanganku di kota Yogyakarta ..........

Tetap ikuti ceritanya, karena cerita selanjutnya akan ada di bab III. Cerita tentang kekeluargaan, kebersamaan, solidaritas, dan persahabatan kami.
Cerita tersebut khusus aku buat untuk mengenang perjalanan kami, sebuah keluarga kecil yang bermula dari kebersamaan. Antara aku, gembel, black, bantet, oneng, dan tunge.

2014 tahun ke-25 Kehidupan ...

Sepertinya tahun 2014 bukan sekedar tahun biasa untuk kami. Mengawali tahun ini dengan berbagai macam masalah merupakan ujian diri untuk kehidupan kami di masa yang akan datang.Diakhir tahun menjelang 2014 bibit-bibit dari masalah mulai bermunculan, berbagai aspek di uji ketangguhannya. Mulai dari menguras materi, pikiran, dan perasaan. Hingga diawal tahun ini permasalahan semakin menumpuk, dari satu masalah ke masalah yang lain. Berdatangan tiada henti menghancurkan optimisme kami, menggoyahkan akal sehat kami. Berharap selalu diberi sabar yang cukup, ketenangan pikiran, dan tidak gegabah bertindak dalam menyelesaikan tiap masalah di tahun ini. Banyak yang bilang, tahun ke-25 dalam kehidupan kita ini adalah tahun terberat. Tahun dimana semua aspek kehidupan kita di uji, masalah yang tiada henti akan membangun basic mental diri kearah yang lebih baik. Pelajaran kehidupan yang pasti tidak ada di bangku perkuliahan.
Berdoa dan berusaha adalah titik tumpu kami dalam menghadapi ujian ini. Berpikir lebih keras, memutar otak untuk sebuah solusi, dan bertindak hati-hati merupakan makanan sehari-hari kami diawal tahun ini. Tak pernah ingin mengeluh, namun hati terasa lelah. Ingin rasanya menyerah, namun itu bukan penyelesaian masalah. Tuhanku punya caranya sendiri dalam mendidik hambanya, yang kami tahu semua ini ada hikmahnya. Seperti apa bibitnya, seperti itu pula panennya. Jika kita menanam kebaikan, niscaya kita akan mendapat kebaikan pula. Begitupun sebaliknya. Jangan pernah berhenti berharap, karena harapan adalah jalan menuju impianmu. "Jangan pernah menyerah, karena impianmu sudah didepan mata. Dan jangan pernah berputus asa, karena semua usahamu akan sia-sia".
Awali harimu dengan bismillah, yakini hari ini dan esok akan lebih baik. Teguhkan hatimu dan genggam impianmu.
Kami pun begitu, karena kami yakin esok akan menjadi lebih baik dari sebelumnya.