Aku tumpuk semua impianku dalam satu tempat, dijaga pikiran
dan dilindungi hati. Sepertinya tempat aku menyimpan itu semua mulai bocor
karena waktu yang selalu terus berjalan. Kerusakannya tak mampu aku perbaiki
hingga apa yang telah lama ku jaga dan ku lindungi kini berhamburan jatuh tak
pasti. Memungut semuanya satu per satu tak akan mampu aku selesaikan sendiri
dengan sisa waktuku. Apa daya aku ini, tanpa sekutu tanpa bala bantuan, hanya
sedikit rasa juang yang dapat menyelamatkan sisa impianku yang belum terbuang.
Sempat untuk berfikir menyesali semuanya, tapi apa guna menyesali yang sudah
terjadi, membuang waktu, membuang sisa impian. Dan itu tak akan pernah aku
lakukan. Walau 6 tahun berlalu ketika aku membiarkan impianku berhamburan,
banyak ilmu yang aku dapat. Bukan sekedar ilmu biasa, tapi ilmu pasti yang
melebihi matematika. Aku belajar itu, menghargai itu, menghormati itu, dan
mensyukuri itu -semua-. Tanpa ada penyesalan, aku menerima semuanya. Baik
buruknya, suka dukanya, senang sedihnya, semuanya dalam bentuk kebersamaan.
Kebersamaan yang ingin aku jaga untuk selamanya. Yang ingin aku jaga layaknya
impianku. Tapi nyatanya, waktu pun yang memiliki peran penting. Merusak
segalanya, berhamburan layaknya impianku. Aku rentan, rapuh, tak berdaya
menghadapi semuanya. Apa yang aku perjuangkan hanyalah semu. Yah, impian
tetaplah impian. Terwujud atau tidak, impian itu akan selalu terukir dalam diri
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar